Kasat Lantas Polresta Pati: Malam Hari Butuh Waspada Ekstra, Jangan Korbankan Nyawa di Jalan Raya

Berita, Muria Raya34 Dilihat

PATIPortalMuria.com – Kecelakaan maut kembali menelan korban jiwa di Kabupaten Pati. Seorang pemuda asal Kecamatan Gabus tewas secara mengenaskan usai mengalami kecelakaan tunggal di Jalan P. Sudirman, turut tanah Desa Plangitan, tepat di depan Kantor Dinas Pendidikan, Minggu (28/9/2025) dini hari sekitar pukul 00.30 WIB.

Korban yang mengendarai sepeda motor Honda CB bernomor polisi B-3876-SN itu diduga melaju kencang dari arah barat menuju timur. Saat hendak berputar balik, laju kendaraan terhenti secara tragis karena menabrak pembatas jalan yang baru selesai dicor. Parahnya, plakat besi bekas pengecoran masih menempel kokoh di lokasi, membuat benturan berakhir fatal.

Peristiwa tersebut membuat suasana dini hari mendadak mencekam. Korban meninggal di tempat dengan kondisi yang (maaf) sangat mengenaskan.

Polisi Benarkan Kejadian, Imbau Warga Lebih Waspada

Kapolresta Pati melalui Kasat Lantas, Kompol Riki Fahmi Mubarok, membenarkan kejadian tersebut.
“Benar, telah terjadi kecelakaan tunggal dini hari tadi. Kami langsung mendatangi lokasi, melakukan olah TKP, mengatur arus lalu lintas, dan mengamankan barang bukti,” ungkapnya.

Kompol Riki juga menegaskan pentingnya kewaspadaan pengguna jalan, terutama pada malam hari.
“Kami imbau masyarakat untuk selalu memperhatikan batas kecepatan dan kondisi jalan, apalagi bila ada perbaikan. Hal ini sangat penting untuk keselamatan bersama,” tegasnya.

Sorotan Publik: Minim Penerangan, Nyawa Jadi Taruhan

Kecelakaan ini memantik kritik keras dari masyarakat. Minimnya penerangan jalan dianggap sebagai pemicu utama.
“Seharusnya penerangan lebih dulu dipasang sebelum pembatas jalan dibuat. Kalau ada lampu jalan, pembangunan pun bisa lembur lebih cepat, pekerja lebih aman, dan pengguna jalan tidak celaka,” ujar salah satu warga dengan nada kecewa.

Ia menambahkan, kurangnya lampu jalan bukan hanya menghambat proyek, tetapi juga menimbulkan risiko besar bagi pekerja dan pengendara. “Kenapa harus menunggu ada korban dulu baru bertindak? Antisipasi itu mestinya di awal, bukan setelah tragedi,” pungkasnya.

Catatan Kritis

Tragedi ini menyisakan luka mendalam sekaligus pertanyaan besar: seberapa serius instansi terkait memperhatikan keselamatan pengguna jalan di tengah proyek pembangunan? Jalan yang gelap, pembatas tanpa penanda jelas, dan plakat besi yang dibiarkan terpasang, adalah kombinasi maut yang akhirnya merenggut nyawa.

Satu korban sudah jatuh. Jangan sampai kelalaian serupa melahirkan daftar korban berikutnya.

(Red.)