Jelang 13 Agustus: Bupati Sudewo Dikepung Tuntutan Mundur, Aroma “Perang Dingin” Politik Menguat di Pati

Pati, Politik428 Dilihat

PATI, PortalMuria.com – Hanya tinggal hitungan jam sebelum Pati menjadi panggung demonstrasi akbar. Ribuan warga dipastikan akan turun ke jalan pada Rabu (13/8/2025), membawa satu pesan keras: Bupati Sudewo harus mundur.

Aksi ini bukan sekadar reaksi spontan atas kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB-P2) hingga 250 persen yang kini dibatalkan. Ini adalah akumulasi kemarahan publik yang menilai Sudewo terlalu sering membuat kebijakan sepihak—termasuk program “5 hari sekolah” yang juga kandas setelah diprotes habis-habisan.

Namun di balik teriakan massa, ada aroma lain yang mulai tercium: perang dingin politik. Beberapa sumber internal menyebutkan, hubungan Sudewo dengan partai pengusungnya merenggang. Tidak ada satu pun elit partai besar yang secara terbuka membelanya menjelang aksi ini. Bahkan, ada dugaan sebagian tokoh politik lokal “membiarkan” gelombang protes membesar demi melemahkan posisi sang bupati.

Menanggapi isu pemakzulan, Sudewo mencoba pasang badan.

“Saya terpilih ini konstitusional, terpilih secara demokratis ya kan. Enggak ada kecurangan apa pun. Kok mau digulingkan oleh segelintir orang,” kata Sudewo, Selasa (12/8/2025), dengan nada menantang.

Sudewo juga menyampaikan permintaan maaf, namun bagi sebagian warga, permintaan itu dianggap “terlambat dan tidak tulus”. Posko-posko aksi telah berdiri di berbagai titik, logistik menumpuk, dan semangat perlawanan sudah membara.

Dari penelusuran lapangan, aksi 13 Agustus diprediksi tak hanya akan diwarnai orasi soal PBB dan pendidikan. Isu-isu lain seperti dugaan ketidaktransparanan penggunaan APBD, penempatan pejabat strategis yang dinilai sarat kepentingan, hingga kebijakan investasi yang menguntungkan pihak tertentu, disebut-sebut akan ikut disorot.

Sementara itu, aparat keamanan sudah menyiapkan pengamanan ekstra. Namun di banyak warung kopi, obrolan warga berakhir pada pertanyaan yang sama: apakah 13 Agustus akan menjadi awal akhir kekuasaan Sudewo, atau justru batu loncatan untuk memperkuat cengkeramannya? ( Red. )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *