Hasil Lab Tegaskan: Menu MBG di Jepara Aman, Gejala Puluhan Siswa Bukan Karena Makanan Gratis

Jepara29 Dilihat

JEPARAPortalMuria.com – Dugaan keracunan massal siswa SDN 1 Banjaran, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara, akhirnya terbantahkan. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah memastikan tidak ditemukan bakteri berbahaya dalam menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dikonsumsi 35 siswa pada Selasa (23/9).

Kepastian ini diperoleh setelah sampel makanan diuji di Balai Laboratorium Kesehatan dan PAK Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang. Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Selasa (30/9/2025).
Di konfirmasikan bahwa, Yunita Dyah Suminar, menegaskan:

“Hasil laboratorium tidak menemukan bakteri dalam menu MBG yang menyebabkan keracunan anak-anak di Banjaran Bangsri Jepara.”

Menu yang diuji meliputi nasi putih, ayam kecap, sayur tumis jagung-buncis-wortel, susu kotak, dan potongan buah melon. Semua dinyatakan aman.

Kenapa Hanya SDN 1 Banjaran?

Ketua Satgas Percepatan MBG Kabupaten Jepara, M. Ibnu Hajar (Gus Hajar), menilai hasil ini sekaligus meluruskan spekulasi publik.

“Logikanya sederhana, dalam satu hari ada 3.554 siswa di 40 sekolah yang mendapat menu sama. Tapi gejala pusing, mual, dan lemas hanya muncul di SDN 1 Banjaran. Artinya, ada kemungkinan faktor lain di luar menu MBG,” jelasnya.

Gus Hajar yang juga Wakil Bupati Jepara menegaskan program MBG tetap berjalan dengan pengawasan ketat. Semua dapur penyedia makanan diwajibkan memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) sebagai jaminan bahwa makanan aman dan diproduksi secara higienis.

Disiplin Konsumsi MBG

Selain faktor higienitas dapur, ia mengingatkan siswa dan guru untuk mematuhi aturan konsumsi. Sesuai SOP, makanan MBG harus disantap maksimal 4 jam setelah disajikan.

“Tidak boleh dibawa pulang. Tujuan program ini agar anak-anak makan bergizi, sehat, dan aman di sekolah, bukan untuk ditunda-tunda,” tegasnya.

Program Tetap Jalan, Hoaks Dipatahkan

Dengan keluarnya hasil laboratorium ini, tuduhan bahwa program Makan Bergizi Gratis di Jepara menjadi biang keracunan siswa resmi gugur. Program tetap digulirkan, bahkan diperketat pengawasannya.

Di sisi lain, masyarakat diminta tidak mudah terprovokasi isu tanpa bukti. “Clear ya, bukan dari MBG,” tandas Gus Hajar.

(Red.)