REMBANG , PortalMuria.com– Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) senilai Rp10 ribu per porsi kembali jadi sorotan publik. Warganet di Kecamatan Sarang mengunggah foto menu yang dinilai tak sebanding dengan nilai anggaran, hingga memicu gelombang kritik di media sosial.
“Makin ke sini, makin nggak layak budgetnya,” keluh salah satu warga yang menyoroti kualitas menu MBG.
Menanggapi hal itu, Wakil Bupati Rembang sekaligus Ketua Satgas MBG, Moch. Hanies Cholil Barro’, meminta masyarakat tidak buru-buru menyimpulkan. Ia menegaskan bahwa keluhan akan ditindaklanjuti lewat pengecekan langsung.
“Soal harga Rp10 ribu per porsi, itu subyektif. Ada menu yang tidak pakai nasi tapi diganti karbohidrat lain seperti roti, gandum, atau jagung. Jadi tidak bisa langsung dibilang salah,” ujar Hanies.
Meski begitu, ia menekankan bahwa di dalam Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) sudah ada ahli gizi dan pengawas yang bertugas memantau menu sebelum didistribusikan.
“Nanti kita rapat koordinasi. Kalau ada kekeliruan, harus kita benahi,” tegasnya.
DPRD Ingatkan: Banyak Siswa Belum Kebagian
Ketua DPRD Rembang, Abdul Rouf, menambahkan bahwa pengawasan penting, tapi jangan sampai melupakan percepatan distribusi.
“Banyak siswa belum mendapatkan MBG. Kita harus dorong SPPG lain segera beroperasi supaya kebutuhan bisa terpenuhi,” tegasnya.
Distribusi Perdana di SMP N 5 Rembang
Senin (15/9/2025), penyaluran perdana MBG dilakukan di SMP N 5 Rembang, dipasok dari SPPG Mondoteko. Sebanyak 760 siswa di sekolah tersebut menikmati MBG saat jam makan siang.
“Kalau pagi anak-anak sudah sarapan. Istirahat pertama jajan di kantin. Siang mereka dapat MBG untuk energi tambahan di jam pelajaran terakhir,” jelas Kepala SMP N 5 Rembang, Menik Mustikatun.
Di Rembang sendiri, dari total kuota 63 SPPG, baru 11 yang aktif menyalurkan MBG.
Catatan Kritis
Program MBG hadir dengan harapan meningkatkan gizi pelajar, namun kritik masyarakat soal kualitas menu tak bisa diabaikan. Pemerintah daerah kini dituntut membuktikan bahwa Rp10 ribu per porsi bukan sekadar angka di atas kertas, melainkan benar-benar terwujud dalam sajian bergizi yang layak.
(Red.)