PATI , PortalMuria.com – Sidang Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket DPRD Kabupaten Pati, Kamis (28/8/2025), mendadak ricuh dengan insiden tak biasa. Sejumlah warga yang hadir tiba-tiba melakukan aksi simbolis berupa pengalungan obat herbal Tolak Angin kepada salah satu anggota pansus, yakni Irianto Budi Utomo, politisi senior Fraksi Gerindra.
Irianto yang lahir dan besar di Pati, kini berusia 63 tahun, mengaku sama sekali tidak mengetahui maksud dari aksi tersebut. Bahkan ia menolak kalung berisi sachet Tolak Angin itu karena sebagian kemasan dalam kondisi bocor.
“Oh saya tidak tahu, Mas. Saya malah kaget tadi waktu didatangi, mau dikasih kalung Tolak Angin. Kebetulan ada yang bocor, kotor, ya saya tidak mau. Artinya apa juga saya tidak tahu,” ujar Irianto ketika diwawancarai usai rapat pansus.
Meski begitu, Irianto menegaskan bahwa Gerindra tetap menghargai pembentukan Pansus Hak Angket karena dianggap sebagai bentuk nyata aspirasi masyarakat. Ia menampik anggapan bahwa pansus ini diarahkan untuk menggiring opini atau menjatuhkan pihak tertentu.
“Gerindra sendiri juga mengusulkan dibentuknya Pansus Angket, namanya sepakat. Tapi pansus itu berdiri harus objektif. Tidak condong ke sana, tidak condong ke sini. Pansus dibentuk untuk menggali informasi, bukan untuk men-justis,” jelasnya.
Pansus Bukan Jaksa
Irianto menegaskan bahwa Pansus bukan lembaga penghukum, melainkan wadah untuk menampung dan menelaah informasi yang muncul dari masyarakat maupun pihak terkait.
“Saya punya pemikiran bahwa pansus tidak boleh menjustis. Pansus ini bukan jaksa. Pansus hanya melayani informasi atas kebijakan yang ada,” tambahnya.
Politikus yang menamatkan pendidikan S1 di Universitas Widya Mataram Yogyakarta dan S2 di Universitas 17 Agustus 1945 Semarang ini juga menyebut bahwa perjalanan pansus sejauh ini masih berjalan normal tanpa catatan khusus yang berarti.
Meski begitu, ia tetap menyerahkan hasil akhir pansus kepada mekanisme resmi DPRD.
“Adapun nanti berakhirnya seperti apa, kita tidak tahu. Bila maju, kita sampaikan di paripurna. Kesimpulannya nanti juga disampaikan ke Mahkamah. Jadi tidak bisa serta-merta menilai apakah Pak Sudewo (Bupati Pati) harus lengser atau tidak,” tandasnya.
Aksi Warga Jadi Sorotan
Aksi pengalungan Tolak Angin ini sontak menjadi bahan perbincangan hangat di ruang sidang dan media sosial. Sebagian menilai tindakan itu sebagai bentuk sindiran atas kondisi politik yang “masuk angin” di Pati, sementara yang lain menganggapnya sebagai aksi spontan tanpa makna khusus.
Meski terkesan ringan, insiden ini justru memperlihatkan tingginya atensi masyarakat terhadap jalannya Pansus Hak Angket DPRD Pati. Dan bagi Irianto Budi Utomo, pengalaman dikalungi obat herbal di forum resmi akan jadi catatan tersendiri dalam karier politiknya.(Red.)