Kapolres Jepara Dorong Bhabinkamtibmas Lebih Dekat dengan Masyarakat

Berita, Jepara87 Dilihat

JEPARAPortalMuria.com – Kapolres Jepara AKBP Erick Budi Santoso menegaskan kembali wajah baru kepolisian yang lebih membumi. Dalam arahannya kepada puluhan personel Bhabinkamtibmas di Aula Mapolres Jepara, Rabu (15/10/2025), Erick meminta jajarannya untuk benar-benar hadir di tengah masyarakat, bukan sekadar “ada di data, tapi tak terasa di lapangan.”

“Bhabinkamtibmas adalah wajah pertama Polri di mata rakyat. Maka kehadirannya di desa-desa harus dirasakan, bukan hanya dilaporkan,” tegas AKBP Erick, suaranya menggema di aula.

Kapolres menekankan bahwa anggota Bhabinkamtibmas harus menjadi jembatan empati antara polisi dan warga. Ia meminta para personel rutin menyambangi desa binaan, berdialog, dan menyerap keluhan masyarakat secara langsung. “Polisi bukan hanya penegak hukum, tapi juga penjaga rasa aman dan ketenangan. Tugas kita mendengar lebih banyak sebelum bertindak,” lanjutnya.

Lebih jauh, Erick mengingatkan pentingnya pendekatan humanis dan problem solving dalam menyelesaikan setiap persoalan di desa. “Selesaikan masalah dengan hati. Jangan tunggu warga datang ke kantor polisi, tapi datangi mereka dulu. Jadilah bagian dari solusi, bukan sekadar aparat,” ujarnya.

Tak hanya bicara soal empati, Kapolres juga mendorong seluruh jajaran untuk aktif menyebarluaskan layanan cepat tanggap Call Center 110 dan WhatsApp Siraju (08112894040) agar masyarakat mudah menghubungi polisi kapan pun mereka butuh bantuan. “Informasi ini harus sampai ke seluruh pelosok. Tak boleh ada warga yang bingung harus mengadu ke mana ketika butuh polisi,” tandasnya.

Sementara itu, Kasihumas Polres Jepara AKP Dwi Prayitna menambahkan bahwa peningkatan kinerja Bhabinkamtibmas menjadi faktor kunci untuk menjaga kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian.

“Citra polisi ada di tangan para Bhabinkamtibmas. Kalau mereka tanggap, ramah, dan solutif, maka citra Polri akan terangkat dengan sendirinya,” ungkap Dwi.

Ia berharap kegiatan pengarahan itu menjadi momentum lahirnya ide-ide baru dari lapangan. “Dari mereka kita bisa belajar bagaimana mendekati masyarakat dengan cara yang lebih kreatif, inovatif, dan menyentuh hati,” pungkasnya.

(Red.)