Jepara , PortalMuria.com – Duel panas antara Persijap Jepara vs Arema FC yang dijadwalkan sore ini, Sabtu (30/8/2025), di Stadion Gelora Bumi Kartini (GBK) Jepara, terancam buyar. Kepolisian setempat memberi sinyal kuat laga ini bisa ditunda lantaran situasi di Kabupaten Jepara dinilai sedang tidak kondusif.
Kapolres Jepara melalui Kabag Ops Polres Jepara, Kompol Sutono, mengungkapkan ancaman serius datang dari rencana demonstrasi bertajuk “Revolusi Polri – Jepara Bersatu”. Berdasarkan pamflet yang beredar, aksi ini mengundang mahasiswa, pengemudi ojek online, hingga masyarakat umum untuk turun ke jalan.
“Aksi tersebut rencananya digelar sore ini di Polres Jepara pukul 17.30 WIB. Bertepatan dengan bubarnya penonton Persijap melawan Arema. Berdasarkan surat pemberitahuan yang kami terima, estimasi massa sekitar 200 orang,” jelas Kompol Sutono.
Ancaman Gesekan dengan Suporter
Situasi ini dikhawatirkan memicu benturan, mengingat ribuan suporter Laskar Kalinyamat maupun Singo Edan dipastikan membanjiri GBK. Tiket pertandingan pun nyaris ludes terjual, menandai tingginya antusiasme publik setelah penantian panjang sebelas tahun menghadapi Arema di Jepara.
“Kami menilai demonstrasi yang waktunya bersamaan dengan selesainya laga berpotensi menimbulkan gesekan serius. Apalagi, di daerah lain sudah terjadi aksi pembakaran fasilitas publik,” tegas Sutono.
Ia menambahkan, bukan hanya pertandingan di Jepara yang terancam ditunda. Sebelumnya, laga besar lain seperti Persib Bandung vs Borneo FC dan PSM Makassar vs Persebaya juga sudah ditangguhkan akibat eskalasi politik dan aksi massa di berbagai daerah.
Imbauan Keras untuk Suporter
Polisi berharap suporter tetap tenang dan tidak terprovokasi. “Amat disayangkan jika pertandingan ini harus ditunda. Kami mengimbau agar suporter fokus pada pertandingan, jaga diri, jangan terpancing dengan situasi yang sedang memanas,” kata Sutono mengingatkan.
Kini, mata ribuan pasang suporter dan publik sepak bola nasional tertuju ke Jepara. Apakah kick off Persijap vs Arema tetap berlangsung sesuai jadwal, atau justru harus menjadi korban dari gelombang aksi yang tengah mengguncang negeri ini? (Red.)
