Pasien RSUD Batang Divonis HIV, Ternyata Hanya Korban Selang Operasi yang Tertinggal

Berita, Jawa Tengah28 Dilihat

BATANG , PortalMuria.com – Malang tak dapat ditolak, untung tak bisa diraih. Itulah yang dialami Mistono (59), warga Desa Gondang, Kecamatan Subah, Kabupaten Batang. Setelah menjalani operasi kencing batu di RSUD Kalisari Batang akhir 2024, ia bukannya sembuh, malah divonis mengidap HIV. Vonis itu kelak terbukti keliru dan nyaris menghancurkan hidupnya.

Hampir tujuh bulan lamanya Mistono menelan obat HIV dengan disiplin, meski kondisi tubuhnya tak kunjung membaik. Belakangan, rahasia pahit terkuak: rasa sakit yang tak berkesudahan bukan akibat virus, melainkan selang sepanjang 30 sentimeter yang tertinggal di dalam tubuhnya pascaoperasi.

“Awalnya saya dirawat delapan hari setelah operasi. Tapi baru seminggu di rumah, sakitnya kambuh lagi. Saat kontrol, malah diberi tahu saya kena HIV. Saya kaget, bingung, hancur rasanya,” tutur Mistono kepada awak media, Jumat sore (26/9/2025).

Vonis yang Mengguncang Rumah Tangga

Tak hanya fisik, batin Mistono pun tersayat. Ia harus berhadapan dengan stigma keluarga setelah menerima “cap” HIV dari pihak rumah sakit.

“Istri saya sempat curiga, sampai hubungan rumah tangga renggang. Saya dituduh macam-macam, dianggap main perempuan,” katanya lirih.

Namun, dugaan itu runtuh setelah hasil laboratorium keluar. Dari Laboratorium Cito dengan nomor 2509220061, Mistono dinyatakan nonreaktif HIV. Dengan kata lain: negatif.

Obat Salah, Diagnosis Salah, Pasien Menjadi Korban

Meski sudah membuktikan dirinya tak mengidap HIV, penderitaan Mistono tak berhenti. Rasa sakit semakin menjadi-jadi: setiap kali buang air kecil, urin bercampur darah dan nanah. Aktivitas sehari-hari terganggu, hidup pun terasa pincang.

Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, barulah terungkap adanya selang operasi yang tertinggal di tubuhnya. Fakta ini menegaskan bahwa Mistono hanyalah korban salah diagnosis sekaligus kelalaian medis yang tak main-main.

Pertanyaan yang Menggantung

Kisah Mistono menampar wajah pelayanan medis: bagaimana bisa seorang pasien salah didiagnosis HIV hingga harus menelan obat berbulan-bulan? Siapa yang bertanggung jawab atas selang sepanjang 30 sentimeter yang tertinggal? Dan bagaimana kompensasi atas stigma sosial yang sempat merusak rumah tangganya?

Hingga berita ini diturunkan, pihak RSUD Kalisari Batang belum memberikan penjelasan resmi terkait kasus yang menimpa Mistono.

(Red.)