REMBANG , PortalMuria.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Kragan mendadak terhenti setelah insiden keracunan massal menimpa ratusan siswa SMP N 1 Kragan, Rembang. Menu mie ayam, tahu rebus, dan potongan buah melon yang semestinya menyehatkan, justru membuat 183 siswa jatuh sakit.
Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Desa Tanjungan, yang menjadi dapur penyedia MBG, langsung dihentikan sementara. Petugas gabungan dari Dinas Kesehatan Rembang bersama Mabes Polri turun tangan melakukan pemeriksaan.Kamis (25/9/2025).
Dalam sidak itu, tim kesehatan menemukan tata ruang SPPG Tanjungan tidak sesuai dengan standar Badan Gizi Nasional (BGN).
“Dulu saat pelatihan penjamah pangan, tidak ada sekat-sekat di beberapa ruangan. Tapi sekarang ada sekat, jadi sempit dan tidak sesuai arahan BGN,” ungkap Al Furqon, petugas Dinkes Rembang.
Perubahan layout tersebut disebutkan tidak pernah dikonfirmasi oleh mitra SPPG kepada kepala unit. Akibatnya, ruang kerja menjadi tidak memenuhi standar keamanan pangan.
Keputusan penghentian sementara membuat distribusi MBG ke 26 sekolah dengan total 3.204 siswa penerima manfaat ikut berhenti. Situasi ini menimbulkan keresahan, sebab MBG selama ini menjadi tumpuan asupan gizi harian banyak pelajar.
Data terakhir mencatat 14 siswa masih dirawat di Puskesmas Kragan I, II, Sarang I, dan Sarang II. Sisanya, meski sudah dipulangkan, tetap mengalami gejala lemas dan pusing.
“Semua korban adalah siswa SMP N 1 Kragan. Penempatan Puskesmas disesuaikan dengan domisili mereka,” terang Kepala Sekolah, Dahlan Slamet.
Meski kondisi korban perlahan membaik, insiden ini menjadi tamparan keras bagi program MBG. Alih-alih menyehatkan, kecerobohan tata kelola dapur justru berujung pada bencana gizi massal.
Penghentian sementara SPPG Tanjungan seakan menjadi sinyal darurat bagi pemerintah: program bergizi gratis bukan sekadar soal menu murah, tetapi standar higienis yang tidak boleh ditawar.
(Red.)