Warga Tunggulsari Segel Balai Desa, Kepala Desa Menghilang Usai Skandal Tambang

Berita, Jawa Tengah68 Dilihat

KENDALPortalMuria.com – Drama penolakan tambang galian C di Desa Tunggulsari, Kecamatan Brangsong, Kendal kian memanas. Setelah Kamis malam (18/9/2025) rumah Ketua BPD, Kepala Desa, dan Ketua Karang Taruna digeruduk massa, Jumat pagi (19/9/2025) ratusan warga kembali turun ke jalan. Kali ini, Balai Desa Tunggulsari resmi disegel warga sebagai simbol kekecewaan.

Unjuk rasa berlangsung sengit sejak pagi. Warga dengan lantang menuntut tiga hal: menghentikan aktivitas galian C, mengusut tuntas proses keluarnya izin tambang, dan melengserkan Kepala Desa, Ketua BPD, serta Ketua Karang Taruna.

“Tiga oknum inilah yang membuat konflik sosial. Mereka bermain di belakang warga, mengkhianati hasil Musdes, dan merestui tambang. Itu sebabnya kemarahan kami memuncak,” tegas Ahmad Faris Ahkam, Koordinator Aliansi Peduli Lingkungan Desa Tunggulsari di tengah orasi.

Surat Susulan Pemantik Amarah

Faris mengungkap, pihaknya sudah melakukan pengecekan ke DPMPTSP, ESDM, dan DLHK Provinsi Jawa Tengah. Hasilnya mencengangkan: ternyata ada surat susulan yang ditandatangani Kepala Desa, Ketua BPD, dan Ketua Karang Taruna. Surat tersebut secara terang-terangan membatalkan hasil Musyawarah Desa yang sebelumnya menolak tambang, sekaligus menyatakan dukungan penuh pada aktivitas galian.

“Inilah yang jadi biang kerok. Warga dibohongi, Musdes dilecehkan, izin bisa keluar karena surat susulan ini,” papar Faris.

Ketua BPD & Karang Taruna Mundur, Kades Hilang Entah ke Mana

Dalam aksi tersebut, warga menerima langsung surat pengunduran diri Ketua BPD dan Ketua Karang Taruna. Keduanya menyerahkan dokumen di hadapan massa, namun hal itu tak cukup meredam kemarahan. Warga tetap mendesak agar Kepala Desa dicopot.

Ironisnya, sang Kepala Desa justru tidak hadir. Hingga kini keberadaannya tidak diketahui. “Kami sudah mencoba menghubungi, tapi nihil. Seolah-olah menghilang,” ujar salah satu warga.

Aparat dan Pejabat Turun Tangan

Aksi ini juga menyedot perhatian aparat dan pejabat daerah. Hadir di lokasi, Kasat Intelkam Polres Kendal AKP Susilo Kalis Rubiyono, Kepala DLHK Kendal Aris Irwanto, perwakilan Dispermasdes, serta jajaran perangkat desa. Namun tanpa kehadiran Kepala Desa, ketegangan tak bisa diredakan.

Balai Desa Tersegel

Sebagai puncak aksi, warga akhirnya menempelkan segel di pintu Balai Desa Tunggulsari. “Ini bentuk protes keras kami. Balai desa kami segel sampai tuntutan warga dipenuhi,” seru salah satu orator.

Kini, Desa Tunggulsari seperti kehilangan nahkoda. Pemerintah desa lumpuh, konflik sosial merebak, dan warga bersatu menolak tambang yang dinilai hanya membawa bencana bagi lingkungan.

(Red.)