PATI , PortalMuria.com – Unjuk rasa jilid II yang digelar Aliansi Masyarakat Pati Bersatu di depan Gedung DPRD Kabupaten Pati, Jumat (19/9/2025), kembali memanas. Ratusan massa dari lima kecamatan memadati halaman dewan untuk mendesak Bupati Sudewo segera lengser dari jabatannya.
Meski sempat terjadi provokasi dari salah satu peserta demo yang membentak aparat dan berusaha memancing keributan, anggota Polresta Pati tetap tenang, humanis, dan tidak terpancing emosi. Barisan polisi tetap berdiri rapi mengawal jalannya aksi, sesuai arahan Kapolresta Pati, Kompol Jaka Wahyudi.
“Polri hadir untuk mengawal aspirasi masyarakat, bukan melawan rakyat. Karena itu kami tegaskan agar pengamanan dilakukan secara presisi dan humanis,” tegas Jaka dalam apel gelar pasukan di halaman Pendopo Kabupaten Pati sebelum aksi dimulai.
Sejarah Baru Unjuk Rasa di Pati
Demo jilid II ini merupakan lanjutan dari aksi besar pada 13 Agustus 2025 lalu yang disebut-sebut sebagai unjuk rasa terbesar sepanjang sejarah Kabupaten Pati. Kali ini, aksi dipimpin oleh Suharno sebagai ketua aliansi.
Menurut para orator, gelombang protes bukan sekadar simbol perlawanan, melainkan bukti antusias warga yang menuntut keadilan dan perbaikan tata kelola pemerintahan daerah.
1.200 Personel Gabungan Diterjunkan
Untuk memastikan situasi tetap kondusif, sebanyak 1.200 personel gabungan dari Polri, TNI, dan instansi terkait diturunkan. Aparat berjaga di berbagai titik strategis agar aksi penyampaian pendapat tidak berubah menjadi tindakan anarkis.
Baca Juga : Masyarakat Pati Bersatu Ultimatum: Sudewo Mundur atau Demo Jalan Terus
“Kami memberikan ruang demokrasi bagi masyarakat untuk menyampaikan pendapat. Tapi semuanya harus dalam koridor hukum dan tidak boleh mengganggu ketertiban umum,” ungkap Kapolresta Pati.
Apresiasi dari Masyarakat
Salah satu peserta aksi justru menyampaikan apresiasi atas kesigapan aparat dalam menjaga keamanan. “Kami berterimakasih kepada Polresta Pati yang tetap siaga mengawal kami. Itu membuat aksi bisa berjalan damai,” ucapnya.
Meski suhu politik di Kabupaten Pati memanas, aksi demonstrasi jilid II ini membuktikan satu hal: ruang demokrasi tetap terbuka, aparat tetap humanis, dan masyarakat semakin berani bersuara tanpa takut dibungkam.
(Red.)