Java Master 2025: 750 Bonsai “Menyerbu” Pati, Bukan Sekadar Kontes, tapi Pesta Seni Hidup

Berita, Pati100 Dilihat

PATI , PortalMuria.com – Stadion Joyokusumo berubah wajah. Bukan lagi riuh suara suporter bola, melainkan sunyi penuh khidmat saat 750 bonsai dari penjuru Nusantara berjajar rapi, seolah mengajak pengunjung berhenti, menunduk, dan belajar tentang arti kesabaran.

Selama tiga hari, 6–8 September 2025, Pati menjadi pusat perhatian pecinta bonsai nasional. Java Master, pameran sekaligus kontes bonsai paling bergengsi, resmi digelar di halaman stadion kebanggaan warga Bumi Mina Tani. Tak ada tiket masuk, tak ada batasan kelas sosial,siapa saja boleh datang dan menikmati.

“Bonsai itu bukan sekadar tanaman kecil dalam pot. Ia adalah cerita panjang tentang ketekunan,” ujar Joko Sulistyono, Ketua Panitia Java Master. Baginya, hajatan ini bukan cuma adu gengsi memperebutkan gelar Best in Show, tapi juga ruang untuk merayakan perjalanan panjang seni bonsai di Indonesia.

Pati Dipilih Bukan Kebetulan

Bukan tanpa alasan Pati didapuk sebagai tuan rumah. Komunitas bonsai di kota ini dianggap solid, kreatif, dan aktif menggerakkan ruang publik dengan karya. Java Master pun menjadi etalase potensi daerah sekaligus magnet ekonomi baru.
“Kami yakin, selain menghidupkan dunia perbonsaian, acara ini juga mendorong perputaran ekonomi lokal,” imbuh Joko.

Lebih dari Sekadar Kontes

Pengunjung tak hanya akan disuguhi bonsai berusia puluhan hingga ratusan tahun, dari ukuran mini hingga jumbo. Ada juga bursa bonsai dan tanaman hias, demo perawatan dari para master, hingga lapak peralatan khusus bagi kolektor. Semua dirancang agar bisa dinikmati lintas generasi,dari anak-anak hingga kolektor kawakan.

Jackson Budi Kurniawan, Sekjen Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI), menegaskan, “Java Master bukan cuma lomba. Ini perayaan 46 tahun perjalanan PPBI dalam menjaga bonsai sebagai warisan budaya. Setiap bonsai adalah seni hidup, hasil dari kesabaran dan kecintaan manusia pada alam.”

Wisata Edukasi ala Pati

Bagi warga, ini bukan hanya tontonan, tapi juga ruang belajar. Bagaimana pohon liar bisa berubah jadi karya seni. Bagaimana tangan-tangan seniman mengubah kesabaran menjadi estetika. Dan bagaimana sebuah kota kecil bisa menjadi panggung besar yang menampilkan wajah Indonesia lewat bonsai.

Java Master 2025 bukan sekadar ajang tahunan. Ia adalah pernyataan: bahwa Pati bukan hanya punya ikan bandeng dan stadion bola, tapi juga rumah bagi seni hidup yang tumbuh dari akar kesabaran.

(Red.)