Sri Sultan Turun ke Jalan: Redam Amarah Massa, Sampaikan Duka untuk Affan Kurniawan

Nasional44 Dilihat

Yogyakarta , PortalMuria.com – Momen langka terjadi di Yogyakarta, Sabtu (30/8) dinihari. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X berdiri di hadapan ribuan peserta aksi unjuk rasa yang sejak Jumat malam memadati kawasan Mapolda DIY. Kehadiran Sultan menjadi penentu, meredam potensi kerusuhan yang sempat membara usai insiden tragis meninggalnya driver ojek online, Affan Kurniawan, dalam aksi demonstrasi di Jakarta, Kamis (28/8).

Tanpa pengawalan ketat, Sri Sultan tiba di Mapolda DIY sekitar pukul 22.30 WIB, Jumat malam. Saat itu, massa aksi masih diliputi amarah—sebagian bahkan membakar kendaraan dinas dan merusak sejumlah fasilitas kepolisian. Namun kehadiran Sultan mengubah suasana.

Dalam pertemuan tertutup selama dua jam, Sultan berdialog dengan delapan perwakilan demonstran. Usai pertemuan, Sultan keluar menemui massa ditemani dua putrinya, GKR Hayu dan GKR Condrokirono, serta menantunya, KPH Yudanegara. Kapolda DIY, Irjen Anggoro Sukartono, juga turut mendampingi.

“Mengapa Demokrasi Harus Memakan Korban?”

Di hadapan ribuan massa yang menahan emosi, Sri Sultan menyampaikan rasa duka cita mendalam atas wafatnya Affan Kurniawan.

“Saya sangat prihatin. Mengapa dalam perjalanan demokrasi masih harus ada korban jiwa? Demokrasi seharusnya dijalankan dengan cara mendidik, bukan dengan kekerasan,” tegas Sultan.

Ia menekankan, Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pelajar harus menjadi teladan menjaga ruang dialog tanpa anarki. “Kita harus junjung kesepakatan bersama, menghargai hak setiap orang, dan menjauhi kekerasan,” lanjutnya.

Janji Fasilitasi Aspirasi Ojol

Tak hanya menyampaikan empati, Sri Sultan juga menegaskan komitmennya untuk menyalurkan aspirasi masyarakat, termasuk komunitas driver ojol, kepada pemerintah pusat. Namun, ia meminta penyampaian aspirasi dilakukan secara tertib dan melalui jalur resmi.

“Saya akan memfasilitasi. Tapi mari kita lakukan dengan cara yang benar, bukan dengan kerusuhan,” ujar Sultan.

Massa yang sebelumnya tegang pun mulai melunak. Seruan damai dari Sultan malam itu menjadi penyejuk di tengah bara emosi, sekaligus menghindarkan Yogyakarta dari potensi kerusuhan yang lebih luas.(Red.)