PATI, PortalMuria.com – Peringatan Hari Jadi Kabupaten Pati yang ke-702 pada Kamis (7/8/2025) diwarnai suasana tak biasa. Ribuan warga mulai memadati kawasan Pendopo Kemiri sejak pagi hari, menantikan momen sakral kirab boyongan yang akan membawa simbol pemerintahan dari Pendopo Kemiri ke Pendopo Kabupaten Pati.
Namun, kirab yang seharusnya menjadi acara penuh khidmat dan kebanggaan, berubah menjadi ajang pelampiasan kekecewaan sebagian warga terhadap Bupati Pati, Sudewo. Saat iring-iringan kereta kencana yang akan dinaiki para pejabat melintas, banyak warga menyorakinya.
Bahkan, terdengar teriakan dari beberapa warga yang mengungkapkan kegeraman mereka. Salah satu teriakan yang viral di media sosial adalah:
“Bupati gak ndowe isin!” (Bupati tidak tahu malu)
Sorakan itu muncul sebagai bentuk protes atas berbagai kebijakan kontroversial yang belakangan diambil oleh Bupati, terutama terkait kenaikan drastis Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yang menuai gelombang penolakan luas.
Kereta Kencana Para Pejabat Sudah Disiapkan
Kereta kencana berornamen tradisional Jawa tampak sudah diparkir di area Pendopo Kemiri, siap membawa para pejabat dalam prosesi kirab menuju pusat pemerintahan.
Namun hingga pukul 12.33 WIB, acara kirab belum juga dimulai, meskipun warga sudah memadati area pendopo. Beberapa warga terlihat tidak hanya membawa kamera dan ponsel untuk mengabadikan momen, tapi juga poster dan tulisan protes terhadap pemerintahan saat ini.
Simbolik Tapi Sarat Pesan Politik
Kirab boyongan seharusnya menjadi simbol peralihan semangat pemerintahan dari masa ke masa. Namun tahun ini, suasananya justru menunjukkan keretakan hubungan antara pemerintah daerah dan sebagian besar masyarakat.
“Kirab ini memang sakral, tapi sorakan warga juga sakral. Ini suara rakyat,” ujar salah satu tokoh masyarakat yang hadir.
Acara kirab ini akan tetap dilanjutkan sesuai agenda, dengan pengamanan dari pihak kepolisian dan Satpol PP yang telah berjaga sejak pagi hari.(Red.)
