Tradisi Salin Luwur Sunan Muria Berlangsung Khidmat, Simbol Syukur dan Spiritualitas

Kudus610 Dilihat

Kudus , PortalMuria.com – Prosesi tradisi Salin Luwur atau penggantian kain penutup makam Sunan Muria di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, berlangsung khidmat dan penuh makna pada Jumat pagi (11/7/2025).

 

Rangkaian kegiatan dimulai sejak pukul 06.00 WIB dengan iring-iringan para pembawa luwur menuju area makam. Barisan pembuka dipimpin oleh juru kunci makam yang membawa dupa, disusul oleh pendamping dengan bunga tabur sebagai simbol penyucian.

 

Ketua Panitia Salin Luwur, Muhdi, menjelaskan bahwa prosesi ini merupakan momen sakral yang hanya dapat diikuti oleh para tokoh agama dan undangan tertentu.

 

“Pemasangan luwur dilakukan oleh para perewang khusus. Pengunjung umum belum diperkenankan masuk demi menjaga kekhusyukan prosesi,” ujar Muhdi.

 

Saat prosesi berlangsung, suasana kompleks makam begitu hening. Hanya terdengar lantunan Surat Yasin, tahlil, dan doa yang dipimpin secara berjamaah. Prosesi pemasangan kain berakhir sekitar pukul 09.00 WIB.

 

Muhdi menambahkan, terdapat 12 lembar kain putih hasil jahitan tangan para perewang yang dipasang dalam tiga baris, menutupi bagian dalam, luar, dan nisan makam Sunan Muria.

 

“Kain-kain itu dibuat secara manual jauh hari sebelum hari H oleh para perewang,” jelasnya.

 

Usai prosesi, para undangan berkumpul di sekitar area makam untuk menikmati berkat nasi pincuk yang disediakan sebagai bentuk rasa syukur dan kebersamaan masyarakat.

 

Salah satu peziarah, Dadang (54), asal Sukabumi, mengungkapkan rasa harunya karena bisa ikut menyaksikan tradisi sakral ini. Ia datang bersama rombongan sejak Kamis malam (10/7) untuk mengikuti pengajian umum yang menjadi bagian dari rangkaian Salin Luwur.

 

“Usai pengajian ada pembagian nasi pincuk, antrean panjang sejak semalam sampai ke parkiran depan gerbang atas, sekitar 200 meter. Tapi saya senang sekali bisa mengikuti tradisi ini,” ujarnya.

 

Ia juga sempat mendapatkan nasi pincuk yang dibagikan kepada para peziarah, yang dipercaya membawa berkah.

 

“Alhamdulillah, saya merasa bahagia dan mudah-mudahan hidup saya lebih berkah setelah mengikuti tradisi salin luwur ini,” tambahnya.

 

Setelah prosesi selesai dan area makam dibuka kembali, ribuan peziarah yang telah menunggu di luar langsung memadati area untuk berziarah dan berdoa.

 

Tradisi Salin Luwur Sunan Muria tidak hanya menjadi warisan budaya lokal, tetapi juga telah menjelma menjadi magnet spiritual bagi ribuan peziarah dari berbagai penjuru tanah air, yang datang untuk mencari ketenangan batin dan keberkahan.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *